Manusia tanpa akal itu bagaikan seonggok energi yang bergetar. Dengan akal, manusia dapat mempelajari dan mengerti tentang tanda-tanda yang diberikan Tuhan. Tanda-tanda itu merupakan bukti, realitas, pelajaran bagi manusia. Dengan tanda-tanda itu manusia didorong untuk mempelajari lebih dalam tentang manusia dan alam semesta. Bahkan saking pentingnya akal bagi manusia, Tuhan memurkai manusia yang tidak mempergunakan akalnya.
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تُؤْمِنَ إِلاَّ بِإِذْنِ اللّهِ وَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لاَ يَعْقِلُونَ
Wama kana linafsin an tumina illa biithni Allahi wayajAAalu alrrijsa AAala allatheena la yaAAqiloona.
Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. [QS Yunus (10) ayat 100].
Hebatnya, manusia yang menggunakan akal dapat mengambil pelajaran tentang ayat-ayat mutasyaabihaat. Ayat mutasyaabihaat ini menyangkut ayat-ayat yang berkaitan dengan yang ghaib antara lain tentang surga, neraka, hari kiamat (kebangiktan), hari akhir dan lain-lain. Yang disebut dengan “orang-orang berakal” itu dalam al Qur’an disebut dengan “uuluul ‘albab”. Menurut bahasa mempunyai arti “mereka yang dapat menjelaskan atau mengintepretasikan sesuatu dengan intellect atau akal”. Dengan akalnya Uuluul ‘Albab ini dapat menjelaskan dan mengintepretasikan ayat mutasyaabihaat yang termasuk didalamnya tentang surga, neraka, hari kebangkitan, hari akhir dan lain-lain itu.
هُوَ الَّذِيَ أَنزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُّحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ في قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاء الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاء تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلاَّ اللّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُواْ الألْبَابِ
Huwa allathee anzala AAalayka alkitaba minhu ayatun muhkamatun hunna ommu alkitabi waokharu mutashabihatun faamma allatheena fee quloobihim zayghun fayattabiAAoona ma tashabaha minhu ibtighaa alfitnati waibtighaa taweelihi wama yaAAlamu taweelahu illa Allahu waalrrasikhoona fee alAAilmi yaqooloona amanna bihi kullun min AAindi rabbina wama yaththakkaru illa oloo alalbabi.
“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat , itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu- tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” [QS Ali Imran (3) ayat 7]
Manusia mengerti tanda-tanda tentang penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang karena akal.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ
Inna fee khalqi alssamawati waalardi waikhtilafi allayli waalnnahari laayatin liolee alalbabi.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”, [QS Ali Imran (3) ayat 190]
Manusia mengetahui tanda-tanda mengapa matahari bersinar dan bulan bercahaya serta tempat beredarnya bulan karena pengetahuan manusia dengan menggunakan akalnya.
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاء وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُواْ عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللّهُ ذَلِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Huwa allathee jaAAala alshshamsa diyaan waalqamara nooran waqaddarahu manazila litaAAlamoo AAadada alssineena waalhisaba ma khalaqa Allahu thalika illa bialhaqqi yufassilu alayati liqawmin yaAAlamoona.
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak . Dia menjelaskan tanda-tanda kepada orang-orang yang mengetahui” [QS Yunus (10) ayat 5]
Manusia dapat menggunakan akalnya untuk memikirkan mengapa bahtera itu dapat berlayar di laut ? Mengapa air bisa turun dari langit ? Mengapa segala jenis hewan itu dapat tersebar dipenjuru bumi? Mengapa bisa terjadi pusaran angin dan awan diantara langit dan bumi ? Semuanya itu bisa diketahui bila manusia mau berfikir lebih dalam dengan menggunakan akalnya.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنزَلَ اللّهُ مِنَ السَّمَاء مِن مَّاء فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخِّرِ بَيْنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ لآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Inna fee khalqi alssamawati waalardi waikhtilafi allayli waalnnahari waalfulki allatee tajree fee albahri bima yanfaAAu alnnasa wama anzala Allahu mina alssamai min main faahya bihi alarda baAAda mawtiha wabaththa feeha min kulli dabbatin watasreefi alrriyahi waalssahabi almusakhkhari bayna alssamai waalardi laayatin liqawmin yaAAqiloona.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” [QS Al Baqarah (2) ayat 164]
Manusia yang memperhatikan tanda-tanda sehingga mereka mempunyai keinginan untuk mengerti dan mempelajari, maka mereka pasti akan mengetahui dan mengerti mengapa bisa terjadi bagian kota terbalik kebawah dan hujan batu dari tanah yang keras.
فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِّن سِجِّيلٍ
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِّلْمُتَوَسِّمِينَ
FajaAAalna AAaliyaha safilaha waamtarna AAalayhim hijaratan min sijjeelin.Inna fee thalika laayatin lilmutawassimeena.
“Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.” [QS Al Hijr (15) ayat 74-75]
Bagi manusia yang mau berfikir dengan menggunakan akalnya, tentunya akan mengerti mengapa Tuhan menciptakan pasangan-pasangan dari jenis (species) manusia itu sendiri kok tidak species hewan dan mengapa diantara manusia yang berlainan jenis ( wanita dan pria) timbul rasa kasih saying diantara mereka.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Wamin ayatihi an khalaqa lakum min anfusikum azwajan litaskunoo ilayha wajaAAala baynakum mawaddatan warahmatan inna fee thalika laayatin liqawmin yatafakkaroona
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” [QS Ar Ruum (30) ayat 21]
Demikian juga manusia terdorong untuk mengetahui melalui akal mengapa bisa terjadi perbedaan bahasa dan warna kulit diantara manusia.
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّلْعَالِمِينَ
Wamin ayatihi khalqu alssamawati waalardi waikhtilafu alsinatikum waalwanikum inna fee thalika laayatin lilAAalimeena
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. [QS Ar Ruum (30) ayat 22]
Dan banyak lagi tanda-tanda yang diberikan oleh Tuhan untuk dikaji dan dipelajari sehingga pengetahuan yang diperoleh itu bermanfaat bagi seluruh umat manusia.
Wa llahu ‘alam bish shawab.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar